Apa yang Harus Aku Malui atas Kecacatan Wajahku? (A Bell's Palsy Story)

Hi there?! Ini sekedar cerita pengalaman saya terkait sebuah kondisi yang harus saya alami. Semoga bisa menjadi sebuah pelajaran yang berarti.

Itu dulu, beberapa tahun silam. Tentang sebuah kecelakaan lalu lintas dan benturan keras di kepala yang menyebabkan perdarahan di dalam otak saya dan ternyata belum mau pulih hingga saat ini. Sudah cukup panjang waktu yang terlewati. Tak kurang dari 5,5 tahun saya menantikan kenormalan itu.

Meskipun dokter berkata secara implisit bahwa belum ada kecanggihan medis yang dapat menjanjikan kepulihan total pada kasus saya ini, saya menolak putus asa. Berbagai upaya tetap ditempuh demi kesembuhan yang dinanti.

Luka di dalam otak pasti membuahkan rasa menyiksa bukan main. Tak hanya berhenti pada nyeri kepala saja ternyata, tapi juga gangguan pola tidur yang bisa berbolak-balik seenaknya. Pola tidur menjadi sangat tidak teratur. Membuat saya berubah jadi seperti zombie.

Tak jarang malam-malam hingga dini hari saya habiskan untuk diam membisu. Mau apa lagi? Keluarga dan teman sudah terlelap di pulau kapuk. Bermimpi indah tentang hari depan yang cerah. Dan saya masih diam memandangi langit-langit kamar hingga jengah.

Daya Tahan Tubuh
Daya tahan tubuh seharusnya menjadi pelindung nomor satu bagi saya. Namun apa daya, imunitas itu saat ini sangat jauh dari baik. Penyakit flu jadi mudah datang tak seperti dulu. Belum lagi, keseimbangan tubuh yang terus saja menurun. Entah mengapa kaki dan tangan saya bisa "membeku" dengan tiba-tiba.

Nervus Facialis VII
Seperti pada kasus kecelakaan lainnya, ada banyak luka yang muncul. Bopeng-bopeng bekas luka tergerus aspal jalanan di kaki, wajah, perut, tangan, dan bagian lain tubuh saya tak begitu menjadi soal. Toh hanya noda bekas luka. 

Lebih dari itu saya harus menderita kelainan nervus facialis VII alias Bell's Palsy yang sangat nyata. Efeknya? Tak pelak sungguh menurunkan derajat kepercayaan diri saya.

Pengalaman Terkena Bell's Palsy
Kali ini akan saya bagi cerita mengenai “cacat wajah” yang harus saya alami. Di dalam dunia kedokteran, kelainan ini dinamai Bell's Palsy atau Nervus Facialis VII. Sayangnya akibat penyakit Bell's Palsy tak sekeren namanya.

Pada sebagian besar kasus, Bells Palsy disebabkan oleh paparan udara dingin seperti dari angin malam, kipas angin, dan AC yang langsung mengarah pada bagian wajah. Pada kasus saya, Bells Palsy disebabkan oleh benturan keras wajah saya dengan aspal jalan.

Saking kerasnya benturan itu, sebagian syaraf di wajah saya rusak. Tapi saya tak apa-apa. Ini musibah yang insyaa Allah akan menjadi kafarat atas dosa-dosa saya di masa lalu. Aamiin. Saya tak terlalu menggubris mata mereka yang memandang aneh ke arah saya.

Syaraf di wajah sisi kiri saya rusak parah karena terbanting hebat ke aspal. Entah membentur apa saja saya sama sekali tidak ingat. Kata ibu, saya mengalami amnesia saat itu. Mungkin membentur batu atau aspal jalanan. Entahlah.

Cerita kronologis kejadian kecelakaan yang menimpa saya itu panjang. Saya sedang tak begitu bersemangat untuk menuliskannya di sini sekarang. Ada kisah-kisah manis lain yang mewarnai proses perawatan saya. Ada haru-biru, senyum syukur, rasa marah, khawatir, tangis takut kehilangan, kesabaran, kekonyolan, rasa kesal, cerita makhluk halus, simpati, doa, kasih sayang, semua yang begitu menguras airmata.

Tentang cacatt wajah yang saya derita, Bells Palsy. Jika dilihat sekilas akan tampak seperti terkena stroke, tapi bukan. Sebagian sisi wajah akan tampak asimetris. Untuk kaum perempuan tentu saja ini membuat malu. Memporak porandakan rasa percaya diri, betul? Wajah jadi kelihatan aneh untuk siapa saja yang melihatnya.

Jika mengalami hal seperti saya, mungkin Anda tak akan berani untuk keluar rumah dengan kondisi seperti ini karena rasa malu yang terlampau besar. Mungkin saja kan? Terlebih Anda para perempuan. Namun demikian, saya tetap harus menjalani hari seperti biasanya.

Dari kasih sayang dan doa orang terkasih yang begitu tulus, ALLAH SWT berkenan memberikan kesempatan hidup pada saya. Koma yang saya alami, kondisi yang begitu parah itu mungkin memangkas harapan hidup untuk siapapun yang melihat, ketika itu.

Banyak dari saudara dan kawan-kawan saya yang merasa pesimis jika saya dapat bertahan hidup. Masyaa Allah, namun ternyata kekuatan itu datang dari sisi-NYA. Dari-NYA sang pemilik kehidupan yang berbelas kasih kembali membuat mata saya terbuka.

Kekuatan doa memungkinkan segala yang tak mungkin bagi manusia menjadi mungkin, bagi Allah. Saya tak punya apapun untuk diberikan pada semua orang yang telah mendoakan saya itu kecuali rasa terimakasih dari lubuk hati terdalam.

Karena mereka pula saya mantapkan langkah untuk tetap berjuang. Rasa sakit akan menjadi teman untuk menjalani hari-hari saya ke depan. Apapun akan saya lakukan untuk dapat hidup selayaknya manusia lain yang sehat. Bismillah.

Saya bersyukur, sangat bersyukur, begitu berterimakasih. Semoga saya tidak akan mengecewakan kalian semua wahai orang-orang baik yang telah begitu tulus mendukung, mendoakan, dan terus menyayangi saya.

Sedikit Pesan
Untuk siapapun Anda yang merasa bahwa hidup Anda saat ini adalah yang paling menderita, buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Sebenarnya ada banyak hal baik yang sering luput dari jangkauan kita  di mana semestinya hal itu sangat kita syukuri. Contohnya saja mata, hidung, dan telinga yang sehat. Bukankah terkadang kita lupa betapa besarnya karunia-NYA itu?

Sayapun meski seperti ini akan selalu bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup. Kecacattan saya mungkin seperti ini. Anda mungkin seperti itu dan mereka di luar sana lain lagi. Tak ada manusia yang hidupnya sempurna kok. Semuanya punya masalah. Anda harus tetap semangat dan terus berjuang!!!

Berusaha meraih masa depan dengan apa yang dimiliki saat ini. Mengeluh atau menangis itu boleh saja. Saya pun kadang menangis. Tapi alangkah baiknya untuk lebih memperbanyak memikirkan hal yang baik-baik saja dalam hidup agar tidak terlalu larut dalam kesedihan. 

Hidup begitu berharga, maka nikmatilah waktu Anda dalam kebaikan selagi ada kesempatan!.

"Jika hidup adalah sebuah perjalanan, lalui semua jalan dengan optimis dan hati yang bahagia"


-diens-

Posting Komentar untuk "Apa yang Harus Aku Malui atas Kecacatan Wajahku? (A Bell's Palsy Story)"