Bangkit Bersama, Wanita Berdaya Melalui UMKM Indonesia

Outlet Tahu Baxo Ibu Pudji Semarang 

Posisi Wanita

Wanita merupakan sosok penting yang memangku peranan besar dalam laju peradaban dunia. Meski pada umumnya wanita acapkali menempati posisi kedua—bahkan di bawahnya—tapi fakta bahwa wanita adalah ujung tombak kehidupan bangsa tak dapat dipungkiri adanya.

Senada dengan laju perkembangan zaman, wanita tak lagi melulu duduk diam di balik layar hanya sebagai pemeran pendukung. Agaknya, emansipasi yang digaungkan pertama kali oleh gadis Jepara bernama RA Kartini di masa pra-kemerdekaan bukan hanya menjadi slogan yang kerap digaungkan dalam balutan busana indah bernama propaganda. Kaum hawa telah dengan sungguh-sungguh membuktikan bahwa mereka mampu berdaya dengan modal berbagai karunia yang dimilikinya.

Kesetaraan

Sebuah perjalanan panjang dibutuhkan untuk benar-benar melihat konsep kesetaraan gender terwujud nyata secara utuh. Namun, meski akan menelan waktu yang tidak sebentar, hal tersebut masih terus berproses. Harapannya suatu hari nanti para wanita bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari generasi ibunya terdahulu.

Pandemi Membuka Mata

Pandemi yang melanda dunia sejak tahun 2019 silam berhasil menjadi titik balik pergerakan perekonomian kecil, termasuk juga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Berbagai jenis usaha tampak mulai bergeliat menunjukkan tajinya. Uniknya, di sana tak ada lagi persoalan gender. Justru wanita terlihat lebih banyak menyumbangkan peranan dalam hal ini.

Ya. Sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Meski tak pergi ke luar rumah, mereka tetap bisa berdaya dari tempatnya masing-masing. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dari 65,4 juta UMKM yang terdata di Indonesia, sebanyak 64,5% di antaranya digerakkan oleh perempuan (Sumber : greennetwork.id).

Gender balance (kesetaraan gender) bukanlah semata-mata masalah wanita. Lebih dari itu, isu ini bisa beralih wujud menjadi sebuah permasalahan ekonomi sebuah bangsa. Gender balance dapat memberikan kesempatan bagi kaum hawa untuk menunjukkan potensi dalam dirinya, termasuk dalam bidang perekonomian.

Dengan kelebihan yang dimiliki, tentu wanita mampu untuk memberikan andil yang tidak sedikit bagi perkembangan perekonomian bangsa. Namun, sebuah pola pikir progresif—fokus pada pengembangan—akan topik ini masih terus dibutuhkan. Semua elemen masyarakat diharapkan turut andil untuk mendukung suksesnya wacana tersebut.

Selama periode pandemi yang panjang dan melelahkan itu sekurang-kurangnya sektor kesehatan, pendidikan, perekonomian, dan juga sosial budaya turut terguncang. Pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) berlevel sontak menurunkan produktivitas, mobilitas, serta laju perekonomian masyarakat dalam angka yang cukup mengejutkan.

Alih-alih menyerah terhadap keadaan, para pelaku UMKM mencoba untuk tetap bertahan dan tidak tergerus oleh keadaan. Menariknya di sini para wanita tak urung untuk turut terjun dan gencar berjibaku di lapangan.

Apa itu UMKM?

Usaha Mikro Kecil Menengah adalah istilah umum dalam dunia ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008 (sumber : Wikipedia).

Pemberlakuan PPKM yang terus diperpanjang selama pandemi telah menghantam usaha mikro—termasuk UMKM—secara bertubi-tubi. Menurut IDXChannel, pendapatan para pelaku UMKM mengalami penurunan hingga 70 persen dibandingkan sebelum terjadinya pandemi. Hal tersebut lantas berimbas pada jumlah pelaku UMKM yang mengalami gulung tikar, yakni sebesar 40%.

Angka di atas masih terbilang cukup baik. Dari data yang tercatat, persentase pelaku usaha yang masih dapat bertahan di tengah badai pandemi yang tak kunjung usai masih lebih banyak dibandingkan yang tidak. Diharapkan angka tersebut dapat senantiasa berkembang dan melahirkan para pemain baru yang kompeten, baik pria dan tentu saja wanita.

Manfaat dan Peranan UMKM

Peran UMKM dalam perekonomian menurut situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia sangat penting. Dilansir dari situs kemenkeu.go.id, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam siaran pers tanggal 1 Oktober 2022 menyampaikan bahwa peran UMKM begitu besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya yang mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.

Kontribusi UMKM terhadap PDB (produk domestik bruto) juga mencapai 60,5 persen. Sedangkan untuk penyerapan tenaga kerja adalah 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Merupakan angka yang cukup besar, bukan?

Cerita lain dari pandemi ialah timbulnya peningkatan angka PHK yang tiba-tiba di berbagai sektor industri. Untuk memperoleh sumber penghasilan baru, para eks karyawan banyak yang mencoba peruntungan ke UMKM. Dari sinilah mulai lahir berbagai usaha baru di dalam masyarakat yang tengah dilanda ketidakstabilan ekonomi. Pada akhirnya perubahan positif itu pun dengan tidak langsung turut menguatkan perekonomian negara secara bertahap namun pasti.

Fleksibilitas Era Modern

Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2022 metode pemasaran pelaku UMKM terdiri dari: Digital e-commerce sebanyak 16%, non digital (pasar) sebesar 60%, perantara sebesar 8%, dan pemasaran lainnya sebesar 16%.

Dari data tersebut, sistem pemasaran masih didominasi oleh cara konvensional. Fakta ini berbanding lurus dengan data yang menunjukkan bahwa pelaku UMKM masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar yang notabene kurang mendapat perhatian perihal perkembangan teknologi. Sebuah terobosan dibutuhkan untuk membuka wawasan para pelaku UMKM pada inovasi perdagangan yang dapat memberikan dampak positif bagi usaha mereka.

Pandemi COVID-19 secara tidak langsung telah membentuk semacam kebiasaan atau tren baru dalam masyarakat yaitu belanja dari rumah. Berawal dari tuntutan keadaan, para konsumen sudah kepalang nyaman untuk bertransaksi dari rumah saja. Untuk mengimbangi permintaan pasar yang demikian, para pelaku usaha dapat menggandeng jasa pengiriman/ekspedisi terpercaya seperti JNE.

JNE

Akselerasi perkembangan dan adopsi teknologi digital sangat dibutuhkan di era seperti saat ini. Para pelaku usaha disarankan untuk secara khusus merancang pengembangan manajemen pemasaran dalam menuruti alur perilaku konsumen agar usahanya senantiasa berkembang.

JNE sebagai perusahaan logistik dan jasa pengiriman yang telah lama malang melintang di Indonesia turut mendukung proses digitalisasi UMKM melalui berbagai program yang mendukung aktivitas distribusi.

Banyak UMKM di Indonesia yang memiliki produk-produk yang secara kualitas mampu bersaing di ranah nasional, bahkan internasional. Masalahnya adalah masih kurangnya maksimalisasi potensi pemasaran digital. Strategi pemasaran digital yang lebih menarik dapat diaplikasikan demi semakin kokohnya tonggak perekonomian bangsa.

Peningkatan pelayanan pada konsumen juga menjadi poin utama yang wajib diingat. Melalui JNE yang telah berkiprah setidaknya selama tiga dekade di Indonesia, pelaku UMKM bisa menjangkau konsumen dalam rentang lebih luas dalam jangka waktu yang lebih efisien.

Semoga UMKM di Indonesia kian berkembang senada dengan laju globalisasi dan modernisasi yang tak mungkin lagi bisa dibendung. UMKM kuat, perekonomian dahsyat!


#JNE32tahun, #JNEBangkitBersama  #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness


(diens)

Posting Komentar untuk "Bangkit Bersama, Wanita Berdaya Melalui UMKM Indonesia"